Chronicles Buku Musik Yang Ditulis Oleh Musisi Amerika Bob Dylan

Chronicles Buku Musik Yang Ditulis Oleh Musisi Amerika Bob Dylan – Chronicles: Volume One merupakan suatu biografi buku musik yang ditulis oleh musisi Amerika Bob Dylan. Novel ini diterbitkan pada bertepatan pada 5 Oktober 2004, oleh Simon&Schuster. Novel setebal 304 laman itu melingkupi 3 nilai tersaring dari pekerjaan jauh Dylan: 1961, 1970, serta 1989, dikala ia menulis serta merekam Bob Dylan, New Morning serta Oh Mercy, tiap- tiap.

Chronicles Buku Musik Yang Ditulis Oleh Musisi Amerika Bob Dylan

musicpluscorp.com  – Chronicles diprediksi ialah bagian awal dari koleksi 3- volume yang direncanakan. Novel ini menghabiskan 19 minggu dalam catatan The New York Times Best Seller buat buku- buku nonfiksi hardcover. Chronicles: Volume One merupakan salah satu dari 5 finalis Apresiasi Bundaran Komentator Novel Nasional dalam jenis Memoar/ Otobiografi buat tahun publikasi 2004.

Baca Juga : Tuba Alat Musik Instrumen Yang Ditiup

Kerangka Belakang

Chronicles diawali selaku usaha Dylan buat menulis memo liner buat publikasi balik Bob Dylan, New Morning serta Oh Mercy, namun bertumbuh jadi cetak biru yang lebih besar:” Aku betul- betul terbawa dalam cara Aku duga menyebutnya, catatan novelis”. Dylan berterus terang bertugas tanpa pengedit ataupun kolega dikala membuat novel.

Ringkasan

Menentang ekspektasi

Dylan menulis 3 ayat mengenai tahun antara kedatangannya di New York City pada tahun 1961 serta merekam album pertamanya, dengan fokus pada rentang waktu pendek ketidakjelasan relatif, sedangkan nyaris melalaikan medio 1960- an kala ketenarannya menggapai puncaknya. besar.

Ia pula melimpahkan ayat buat 2 album yang kurang diketahui, New Morning( 1970) serta Oh Mercy( 1989), yang bermuatan pengetahuan mengenai kolaborasinya dengan penyair Archibald MacLeish serta produser Daniel Lanois. Dalam ayat New Morning, Dylan mengatakan ketidaksukaannya kepada merek” ahli ucapan satu angkatan” yang dianugerahkan kepadanya, serta membuktikan rasa benci dengan pengikutnya yang lebih ekstrem.

Di akhir novel, Dylan melukiskan dengan penuh antusias dikala ia mencermati lagu Brecht/ Weill” Pirate Jenny”, serta dikala ia awal kali mengikuti rekaman Robert Johnson. Dalam bagian- bagian ini, Dylan membuktikan kalau cara itu mengakibatkan penyusunan lagunya sendiri.

Pendapatan serta warisan

Chronicles menyambut banyak keterangan positif, dengan The Telegraph berpendapat kalau novel itu” memperoleh aplaus kritis dengan suara bundar di pers”. The New York Times berkata kalau novel itu” nyata tanpa linier, berpusar sejauh durasi tanpa kehabisan ceruk narasi yang kokoh”.

Suatu kajian di majalah New York membuktikan kalau banyak yang memperkirakan Dylan hendak menulis” biografi menanggapi marah” serta menulis kalau” tidak diragukan lagi novel semacam itu hendak amat mengasyikkan, namun yang ditulis Dylan justru lebih menang— keduanya kurang lezat serta lebih bernilai.

Ia menulis potret bintang film selaku artis belia, yang memajukan kemajuan musiknya. Dengan melaksanakan itu, ia kembali serta merekonstruksi bukan apa yang bagi kita menarik mengenai pekerjaannya namun apa yang ia kira menarik, amat menarik alhasil ia sudah mau sepanjang 40 tahun lebih buat bertahan dengan seringnya serta, bagi penuturannya sendiri, sering- kali kesialan yang seram jadi simbol adat”.

Dalam suatu tanya jawab yang dicoba oleh Jonathan Lethem, yang diterbitkan di Rolling Stone, Dylan berkata kalau ia amat terharu dengan pendapatan novel itu.” Mayoritas orang yang menulis mengenai nada, mereka tidak ketahui gimana rasanya membawakannya. Tetapi dengan novel yang aku catat, aku berasumsi, Banyak orang yang menulis ulasan buku novel ini, bung, mereka ketahui apa yang mereka jalani kembali berdialog mengenai. Copetan Kamu mereka ketahui lebih banyak mengenai perihal itu dari aku. Keterangan novel ini, sebagian dari mereka nyaris membuat aku menangis- dalam metode yang bagus. Saya tidak sempat merasa kalau dari komentator nada yang sempat”.

Tahun 2019, Chronicles mendiami tingkatan ke- 95 pada The Guardian catatan s dari 100 novel terbaik dari era ke- 21. Catatan Rolling Stone 2020 dari” 50 Greatest Rock Memoirs of All Time” menaruh Chronicles awal, menulis kalau”[Saya] nyaman buat berkata kalau tidak terdapat yang menginginkan otobiografi[Dylan] jadi semantap ini. Ia mengoceh dari satu adegan hidupnya ke yang lain, dengan kepribadian edan serta segmen abnormal di tiap ayat. Seluruhnya berpadu, dari era kecilnya di Minnesota( siapa yang ketahui Dylan mengawali selaku penggemar bergelut yang sedemikian itu besar?) sampai ladang yang hening serta rumput mati dari dasar Eighties- nya- tahap pergi”.

Dakwaan ketidakakuratan

Pengarang memoar Dylan, Clinton Heylin, sudah membuktikan skeptisisme hal faktualitas novel itu:” Sepanjang yang aku ketahui nyaris seluruh yang terdapat di bagian Oh Mercy dari Chronicles merupakan suatu buatan fantasi. Aku menikmati Chronicles selaku suatu buatan kesusastraan, namun mempunyai banyak dasar dalam realitas selaku Masked And Anonymous, serta kenapa tidak? Ia bukan orang awal yang menulis memoar yang bermuatan dusta”. Tom Carson dari The New York Times Book Review pula diucap Oh Mercybab” pembenaran diri yang lumayan menyangsikan, namun narasi pendek yang baik”, serta meningkatkan:

” Novel ini merupakan suatu aksi, namun amat bagus- rasa strateginya vis-à- vis audiensnya belum sedemikian itu runcing dalam 30 tahun. tahun– serta ini merupakan pustaka yang penuh antusias serta penuh nugget”. Dylan sudah dimuka, bagaimanapun, mengenai ikatan lemas memoarnya dengan bukti. Ia mangulas strateginya buat menulisnya dalam suatu tanya jawab majalah Time pada tahun 2001:” Aku hendak mengutip sebagian perihal yang bagi orang betul serta aku hendak membuat suatu narasi di dekat itu”.

Apropriasi Intertekstual

Sebagian penggemar Dylan, semacam disc jockey New Mexico Scott Warmuth serta kaum cerdik cendekia Universitas Kristen Edward Cook, sudah mempelajari dengan cara mendalam bahasa istimewa yang dipakai di semua Chronicles: Volume One, serta yakin kalau novel itu cocok dengan frasa, cerita, serta cerita dari banyak pengarang.

Wamuth serta Cook yakin kalau Dylan sudah mengambil frasa istimewa dari buku- buku buatan Ernest Hemingway, Jack London, Mezz Mezzrow, Marcel Proust, Henry Rollins serta Mark Twain. Pendamping ini pula yakin kalau Dylan menulis frasa dari pangkal yang tidak bisa jadi, semacam TIMEartikel dari tahun 1961, serta bimbingan ekspedisi ke New Orleans.

Beberapa ilustrasi apropriasi intertekstual ini dirinci dalam novel David Kinney mengenai penggemar berat bintang film itu, bertajuk The Dylanologists: Adventures in the Land of Bob, dan The Daily Beast.

Dalam adat populer

Novel itu bermuatan bagian di mana Dylan belia berjumpa serta menyambut desakan dari pegulat handal Gorgeous George. Bagian ini didramatisasi dalam bagian” Woody Guthrie” yang diperankan oleh Marcus Carl Franklin dari film Im Not There, film memoar tahun 2007 yang tidak konvensional buatan Todd Haynes mengenai Dylan. Bagi Haynes, itu merupakan segmen terakhir yang ia catat buat film itu serta salah satunya yang langsung termotivasi oleh Chronicles: Volume One.

Sekuel

Simon&Schuster berkata kalau Dylan diharapkan mulai melakukan Chronicles Vol. 2 dikala rehat dari Never Ending Tour pada Mei 2008. Bagi novel A Sederhana Twist of Fate, sekuelnya bisa jadi menunjukkan bagian yang merinci pembuatan Blood on the Tracks.

Baca Juga : Bela Fleck Salah Satu Pemain Banjo Asal Amerika

Pada bulan Agustus 2010, suatu pangkal yang dekat dengan Dylan berkata pada Rolling Stone kalau dikala ini tidak terdapat konsep buat menerbitkan Chronicles Vol. 2:” Aku minta terdapat satu lagi. Itu saja yang dapat aku tuturkan. Bila telah direncanakan aku hendak memberitahu Kamu”.

Pada September 2012, Dylan berikan ketahui Rolling Stone kalau ia lagi melakukan Daya muat 2. Dylan diambil berkata kalau ia sudah menuntaskan bab- bab mengenai The Freewheelin Bob Dylan serta Bagian Lain Bob Dylan, serta kalau novel itu bisa jadi berpusat paling utama pada tahun- tahun dini pekerjaan rekamannya.

Sepanjang tanya jawab, beliau mengklaim kalau halangan terbanyak dalam prosesnya tidaklah penyusunan itu sendiri, melainkan penyuntingan:” Aku tidak keberatan menulisnya, namun membaca balik serta durasi yang dibutuhkan buat membacanya kembali- itu untuk aku susah. Tawarikh terakhir aku jalani seluruh sendiri”.